JAKARTA (MediaSurya) – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pernah mengenakan pin simbol Mugiwara dari anime One Piece saat kampanye dan debat Pilpres 2024.
Jejak digital Gibran mengenakan pin Mugiwara kembali viral dan memicu perdebatan di media sosial di tengah polemik pengibaran bendera bajak laut menjelang HUT ke-80 RI.
Beberapa pihak menilai pemakaian simbol Jolly Roger tersebut saat ini bisa dianggap bentuk makar dan menyeret nama Gibran ke dalam sorotan.
Namun, pembelaan datang dari Dradjad H Wibowo, anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024, yang menyebut kedua momentum itu berbeda jauh.
“Jelas beda jauh momentum dan timing-nya,” ujarnya, dilansir dari jpnn.com, Senin (4/8).
Dradjad mengatakan, Gibran memakai pin itu saat kampanye sebagai bagian strategi komunikasi kepada pemilih muda.
“Setahu saya, Mas Gibran memang menggemari One Piece, jadi pemakaian pin itu sebagai pesan Mas Gibran merangkul para pemilih muda,” katanya.
Ia menyebut bahwa banyak generasi muda adalah penggemar manga dan anime Jepang, sehingga penggunaan simbol itu relevan pada saat kampanye.
Dradjad menjelaskan bahwa penggunaan simbol saat masa Pilpres tidak bisa disamakan dengan ajakan pengibaran bendera Jolly Roger pada bulan kemerdekaan.
Menurutnya, Agustus adalah bulan sakral untuk bangsa Indonesia dan pengibaran Merah Putih memiliki makna kebangsaan yang dalam.
“Pengibaran itu juga sangat penting sebagai bagian menanamkan nasionalisme dan kecintaan Merah Putih kepada anak dan cucu kita,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penggunaan simbol One Piece di bulan kemerdekaan bisa dianggap menodai kesakralan nasional.
“Beda jauh maknanya dengan saat Mas Gibran memakainya,” tambahnya.
Sebagai penegasan, Dradjad memberikan perumpamaan, seseorang boleh main bola, tapi tidak saat orang lain sedang beribadah.
“Jelas salah, wajar jika orang berpikir, ini karena main yang kebablasan atau memang sengaja menggangu orang beribadah?” tambahnya. (am)