LOMBOK TENGAH (MediaSurya) – Seorang ibu muda bernama Baiq Miranda Puspa Pratiwi (28) ditemukan meninggal dunia diduga dibunuh oleh suaminya sendiri, Fachrudin Azzahidi (36), di rumah mereka di Lingkungan Kekeri, Kelurahan Semayan, Kecamatan Praya, Minggu (3/8).
Kasus bermula dari kecurigaan pelaku terhadap isi percakapan di ponsel korban yang dituding selingkuh dengan pria lain.
Fachrudin sempat meminta penjelasan dari istrinya namun tidak mendapat jawaban yang diinginkan.
“Pelaku kemudian memiting korban hingga tidak sadarkan diri,” ujar Kapolres Lombok Tengah melalui keterangan yang diterima, dilansir dari tribunnews.com, Senin (4/8).
Setelah itu Fachrudin memanggil adik kandungnya, Jaka, dan mengaku telah mencekik istrinya sendiri.
Jaka langsung menghubungi kakaknya, dr. Fahrid, yang merupakan seorang dokter dan saudara kandung pelaku.
“Dokter yang memeriksa mendapati wajah korban dalam keadaan pucat dan lemah,” katanya.
Selanjutnya, pelaku diantar oleh saudaranya untuk menyerahkan diri ke Polres Lombok Tengah.
Tim kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara yang disaksikan keluarga dan tokoh lingkungan setempat.
Pukul 16.30 Wita, tim medis dari RSUD Praya datang untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap korban.
Korban dinyatakan meninggal dunia akibat kekurangan oksigen usai dicekik oleh suaminya.
“Pukul 16.43 Wita, jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diautopsi,” tambahnya.
Baiq Miranda diketahui sebagai tenaga alih daya di Bandara Internasional Lombok yang baru bekerja sebulan.
Ia juga memiliki lapak PKL di kawasan Taman Muhajirin Praya untuk menambah penghasilan.
“Almarhumah orangnya baik, komunikatif, dan baru saja bergabung di bagian operasional,” ujar Muh Saleh, Plt Branch Manager Angkasa Pura Support Cabang Lombok.
Korban memiliki dua anak, anak sulung berusia SMP dan bungsu masih 4 tahun.
Kakak sepupu korban, Rian Mahesa alias Bading, menyebut Miranda dikenal pekerja keras dan memiliki penghasilan lebih besar dari sang suami.
“Dari etika dan fisik, dia sosok istri dan ibu yang luar biasa,” katanya.
Bading menyayangkan pelaku tega membunuh korban yang justru sering menjadi tulang punggung keluarga.
Keluarga juga mengungkap bahwa korban kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama pernikahan.
“Korban sering curhat ke saudara dan teman dekat tentang KDRT yang dialaminya,” tambahnya.
Sebelum meninggal, korban diduga sempat tak sadarkan diri dan ditinggal oleh pelaku sambil minum kopi di teras rumah.
“Pelaku mengira istrinya hanya pingsan, bahkan masih sempat bermain dengan anaknya,” ujarnya.
Setelah satu jam, pelaku kembali ke kamar dan baru menyadari bahwa istrinya telah meninggal dunia. (am)