JAKARTA, Mediasurya – Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, kembali mencuri perhatian publik setelah tidak hadir dalam pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 pada Minggu, 20 Oktober 2024. Ini bukan kali pertama Megawati absen dalam pelantikan presiden yang berlatar belakang militer, sebelumnya, ia juga tidak hadir saat pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 20 Oktober 2004.
Ketidakhadiran Megawati kali ini menimbulkan spekulasi mengenai ketidakharmonisan hubungan antara dirinya dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. Meskipun alasan resmi yang disampaikan adalah kondisi kesehatan Megawati yang terkena flu setelah kunjungannya ke Uzbekistan, banyak yang berpendapat bahwa ada ketegangan politik yang lebih dalam.
Dalam pelantikan Prabowo, pesan permohonan maaf dari Megawati disampaikan oleh putrinya, Puan Maharani. Puan mengungkapkan, “Ibu Mega menyampaikan salamnya kepada Pak Prabowo dan mohon maaf atas ketidakhadiran.” Meskipun tidak hadir, Puan menegaskan bahwa Megawati tetap membuka pintu untuk menjalin komunikasi dengan Prabowo sebagai bentuk persatuan dalam pemerintahan yang akan datang.
Menyusuri kembali, ketidakhadiran Megawati saat pelantikan SBY pada tahun 2004 juga disoroti. Saat itu, meskipun telah dibujuk oleh keluarganya, Megawati memilih untuk tidak hadir sebagai bentuk protes, di mana SBY yang dianggapnya ‘anak buah’ yang menikamnya sendiri dengan meninggalkan kabinetnya. Hal ini menciptakan luka tersendiri bagi Megawati, yang merasa dikhianati oleh SBY yang dulu menjabat sebagai menterinya.
Dalam sejarah pelantikan presiden, Megawati pernah hadir pada pelantikan Joko Widodo pada tahun 2014 dan 2019, menunjukkan dukungan terhadap presiden yang berlatar belakang non-militer tersebut. Namun, ketiadaan Megawati di pelantikan Prabowo yang merupakan presiden ketiga dengan latar belakang militer, menyisakan pertanyaan tentang dinamika politik yang kompleks di Indonesia.
Dengan adanya penolakan yang konsisten terhadap presiden-presiden yang berasal dari latar belakang militer, banyak yang bertanya-tanya apakah hubungan Megawati dengan Prabowo akan membaik ke depannya, mengingat keduanya adalah tokoh penting dalam sejarah politik Indonesia.