Mediasurya.com – Yan Ruimin, seorang influencer TikTok asal Cina, dilaporkan hilang hampir dua minggu di Thailand dan akhirnya ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya yang termutilasi ditemukan oleh pihak berwenang Thailand, dan seorang tersangka asal Cina yang diduga terlibat telah meninggalkan negara tersebut.
Yan Ruimin, 38 tahun, tiba di Thailand dari Malaysia pada 26 Juni. Ia dilaporkan hilang pada 12 Juli oleh seorang teman yang terakhir kali mendengar kabar darinya pada 30 Juni. Yan sebelumnya berencana mengunjungi provinsi selatan Phuket pada awal Juli.
Pada Sabtu lalu, tim forensik polisi menemukan mayat yang membusuk dan terpotong-potong di Chachoengsao, sekitar 50 kilometer sebelah timur Bangkok. Jenazah tersebut diyakini sebagai Yan Ruimin, meskipun identitas resmi masih menunggu hasil tes DNA.
Penyelidik sedang berkoordinasi dengan petugas forensik untuk mengonfirmasi identitas korban. Mereka juga menginterogasi tersangka yang diidentifikasi sebagai Ma Qingyan, seorang pria Cina berusia 32 tahun yang masuk ke Thailand dari Singapura pada 30 Juni. Ma diyakini bertemu dengan Yan pada 1 Juli, hari yang sama di mana Yan diperkirakan dibunuh.
Bukti menunjukkan bahwa Ma mengendarai mobil sewaan keluar dari Bangkok, berhenti 12 kali di sepanjang perjalanan. Perhentian terakhirnya adalah di dekat Chachoengsao, di mana ia diyakini membakar dokumen dan puing-puing lainnya termasuk koper yang diyakini milik Yan.
Ma meninggalkan Thailand menuju Hong Kong dan kemudian Makau pada 3 Juli. Polisi menemukan darah di kendaraan dan hotelnya di Bangkok. Menurut laporan, akun WeChat Pay milik Yan melakukan beberapa pembelian di Makau antara 4 Juli dan 6 Juli, meskipun tidak ada catatan dia meninggalkan Thailand.
Kerabat Yan di Cina mengklaim menerima permintaan uang tebusan dari Ma sebesar 5 juta baht Thailand. Setelah mengunjungi kedutaan Cina di Thailand dan tidak mendengar kabar dari Yan, mereka melaporkan situasi tersebut kepada pihak berwenang.
Kepala Biro Polisi Metropolitan Thailand, Noppasil Poolsawat, menyatakan bahwa polisi sedang berusaha menangkap Ma dan membawanya kembali ke Thailand untuk diinterogasi. Noppasil juga meremehkan laporan yang menyatakan hilangnya Yan terkait dengan sindikat kejahatan, menunjukkan adanya kebingungan dalam komunikasi Yan dengan keluarganya.
Yan, yang juga aktif di platform media sosial Cina Xiaohongshu dengan nama “Ruiming”, memiliki sekitar 11.000 pengikut. Postingan terakhirnya di Xiaohongshu adalah tentang pestanya di Makau pada Mei. Pengikutnya memberikan penghormatan dan menyampaikan rasa duka atas kejadian tragis ini.
Insiden ini menambah daftar panjang penculikan turis baru-baru ini di Thailand dan Filipina. Pada Juni, seorang wanita Cina ditemukan setelah diculik untuk uang tebusan di Bangkok. Pada April, seorang pelajar Cina di Australia diculik di Thailand dan diselamatkan setelah mendapat uang tebusan sebesar 8 juta yuan. Akhir bulan lalu, seorang warga negara Cina dan seorang warga Amerika keturunan Cina juga diculik dan dibunuh di Filipina.