Barito Selatan

Adaro dan Pemkab Barsel Sinergi Wujudkan Generasi Bebas Stunting

Akhmad Madani
×

Adaro dan Pemkab Barsel Sinergi Wujudkan Generasi Bebas Stunting

Sebarkan artikel ini
Para peserta pertemuan stakeholder percepatan penurunan stunting di Kabupaten Barito Selatan berfoto bersama usai acara di Aula Kantor Bappeda Barsel, Rabu (5/2) (foto:MediaSurya/dok)
Para peserta pertemuan stakeholder percepatan penurunan stunting di Kabupaten Barito Selatan berfoto bersama usai acara di Aula Kantor Bappeda Barsel, Rabu (5/2) (foto:MediaSurya/dok)

BUNTOK (MediaSurya) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah (Kalteng), bersama PT Adaro Indonesia memperkuat sinergi dalam percepatan penurunan stunting di daerah.

Kolaborasi tersebut diwujudkan dalam pertemuan stakeholder bertema “Kolaborasi Wujudkan Generasi Sehat dan Bebas Stunting”, yang digelar di Aula Kantor Bappeda Barsel, Rabu (5/2).

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Asisten I) Setda Barsel, Yoga Prasetyanto Utomo, melalui Asisten III, Mirwansyah, menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan Adaro dalam program penurunan stunting di Barsel.

“Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga menentukan kualitas generasi muda di masa depan,” katanya.

Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci dalam mempercepat penanggulangan stunting.

“Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan strategi inovatif yang tidak hanya menekan angka stunting, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi sejak dini,” ujarnya.

CSR Section Head PT Adaro Indonesia, Aan Nurhadi, menyebutkan bahwa program ini merupakan lanjutan dari inisiatif tahun sebelumnya yang sempat tertunda akibat pergantian mitra.

“Meski begitu, Adaro tetap berkomitmen dalam mendukung percepatan penurunan stunting, terutama di Kecamatan Jenamas dan Dusun Hilir,” katanya.

Adaro, ujarnya, telah mendeklarasikan satu desa di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, sebagai Zero Stunting, di mana selama tiga tahun berturut-turut tidak ditemukan kasus stunting baru.

“Ini membuktikan bahwa nol stunting bukan hal yang mustahil, asalkan ada komitmen dan kerja sama yang kuat,” ujarnya.

Selain itu, program ini juga berfokus pada edukasi gizi bagi para orang tua, karena mereka memiliki peran penting dalam mencegah stunting sejak dini.

“Kami ingin memastikan bahwa generasi mendatang tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang lebih baik,” tambahnya.

Pertemuan ini menegaskan komitmen berbagai pihak dalam menurunkan angka stunting melalui intervensi langsung di desa-desa sekitar wilayah operasional Adaro.

Rangkaian kegiatan mencakup pemaparan program, diskusi bersama, serta penandatanganan kerja sama guna memastikan pelaksanaan program berjalan optimal.

Fokus utama program adalah intervensi terhadap 125 balita dan 16 ibu hamil di Kecamatan Dusun Hilir dan Kecamatan Jenamas, yang teridentifikasi berisiko stunting berdasarkan hasil pemeriksaan Puskesmas Mangkatip dan Puskesmas Rantau Kudjang pada November 2024 lalu.

Selain itu, program ini selaras dengan target nasional dalam menurunkan prevalensi stunting menjadi 18,8 persen pada 2025.

Adaro juga berkomitmen untuk menciptakan Zero New Stunting di desa-desa sekitar ring 1 operasionalnya serta mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan status gizi tidak normal di usia 24–60 bulan. (am)

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan saluran WhatsApp Channel.