Palangkaraya

Angka Kemiskinan Kalteng Naik 5,26 Persen, Sektor Pertanian Jadi Solusi?

Akhmad Madani
64
×

Angka Kemiskinan Kalteng Naik 5,26 Persen, Sektor Pertanian Jadi Solusi?

Sebarkan artikel ini

PALANGKA RAYA (MediaSurya) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat angka kemiskinan di provinsi ini mengalami kenaikan sebesar 5,26 persen per September 2024. Saat ini, jumlah penduduk miskin di Kalteng mencapai 149,24 ribu orang.

Kalteng menjadi salah satu dari lima daerah yang mengalami peningkatan kemiskinan, bersama dengan Papua Selatan, Papua, Kepulauan Bangka Belitung, dan Jambi.

Menanggapi hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng menegaskan bahwa solusi utama untuk menekan angka kemiskinan adalah penguatan sektor pertanian. Apalagi, Kalteng digadang-gadang sebagai lumbung pangan nasional dan penyangga pangan bagi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Lapangan Kerja di Sektor Pertanian Diharapkan Tekan Kemiskinan

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kalteng, Sri Widanarni, mengatakan bahwa sektor pertanian bisa menjadi solusi efektif dalam mengurangi angka kemiskinan.

“Terbukanya lapangan kerja di sektor pertanian diharapkan bisa menekan angka kemiskinan di Kalteng,” ujarnya, Kamis (16/1/2025).

Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih proaktif memanfaatkan lahan yang ada, baik untuk pertanian skala kecil maupun besar.

“Masyarakat harus ikut berperan, tidak bisa hanya mengandalkan bantuan pemerintah. Dengan adanya program cetak sawah dan pengembangan pertanian, peluang ekonomi bisa lebih luas,” tambahnya.

Menurutnya, jika masyarakat aktif dalam sektor pertanian, maka angka pengangguran akan berkurang drastis.

“Lahan di Kalteng luas, kalau masyarakat mau mengolahnya, tidak akan ada pengangguran baik yang terbuka maupun setengah menganggur,” jelasnya.

BPS Kalteng: Dukungan Pemerintah Jadi Kunci

Senada dengan Sri Widanarni, Kepala BPS Kalteng Agnes Widiastuti menyebut sektor pertanian memang bisa menjadi solusi utama dalam mengatasi kemiskinan. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah harus memberikan dukungan penuh, terutama dalam penyediaan teknologi pertanian.

“Jika pertanian tanaman pangan mendapat dukungan teknologi dan keterlibatan masyarakat tinggi, kemiskinan bisa ditekan,” katanya, Rabu (15/1/2025).

Agnes juga mengungkapkan bahwa banyak masyarakat miskin di desa yang memilih merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Sayangnya, mereka justru semakin terjebak dalam kemiskinan di perkotaan.

“Seharusnya, dengan adanya program cetak sawah dan lumbung pangan ini, masyarakat desa tidak perlu ke kota untuk mencari pekerjaan. Mereka bisa memanfaatkan peluang di sektor pertanian,” pungkasnya. (am)