Bela Polda Jabar, Otto Hasibuan Menyerang Penasihat Ahli Kapolri: Kritik dan Kontroversi

Mediasurya
Mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji membeberkan kesaksian janggal Suroto di kasus Vina Cirebon.
Mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji membeberkan kesaksian janggal Suroto di kasus Vina Cirebon.

Mediasurya.com – Kuasa hukum terpidana kasus Vina Cirebon, Otto Hasibuan, mengkritik keras Penasihat Ahli Kapolri Irjen (Purn) Aryanto Sutadi atas pembelaan yang diberikan kepada Polda Jabar. Otto Hasibuan menilai bahwa Aryanto, sebagai mantan anggota polisi, seharusnya lebih fokus pada temuan alat bukti baru daripada membela kepolisian.

Kritik Terhadap Pembelaan

Otto Hasibuan membeberkan kejanggalan dalam kasus Vina Cirebon, seperti temuan baut dengan sisa daging, alat bukti batu, dan botol air mineral yang disita dari terpidana Sudirman. Menurutnya, Aryanto Sutadi seharusnya menanggapi temuan ini secara objektif, bukan hanya membela kepolisian.

Aryanto Sutadi, dalam tanggapannya, menganggap bahwa kejanggalan yang diungkap oleh Otto Hasibuan hanyalah tafsiran dan asumsi pribadi. Ia menyatakan bahwa kejadian tersebut bisa dijelaskan dengan argumen lain, seperti kemungkinan adanya remuk pada bagian kepala korban atau cara penyitaan barang bukti.

Pandangan Otto Hasibuan

Otto Hasibuan membantah bahwa dirinya melakukan penafsiran sendiri. Menurutnya, bukti-bukti yang diungkap merupakan fakta yang harus diperiksa lebih lanjut. Ia menekankan bahwa keberadaan daging pada baut adalah kejanggalan yang signifikan dan perlu diselidiki lebih lanjut.

“Jika ada daging pada baut, ini menunjukkan bahwa mungkin mayat tidak dibawa ke lokasi kejadian sebagaimana dikatakan,” ujar Otto. Ia menambahkan bahwa Aryanto seharusnya mendukung pemeriksaan lebih lanjut daripada hanya membela pihak kepolisian.

Penilaian Terhadap Sikap Polisi

Otto Hasibuan juga mengkritik sikap Aryanto yang dianggapnya terlalu membela korps kepolisian, yang menurutnya tidak mendukung perbaikan hukum. Ia menyarankan agar Aryanto, sebagai mantan polisi, lebih fokus pada verifikasi fakta ketimbang membela kepolisian.

“Pembelaan yang dilakukan Aryanto hanya memperburuk citra polisi,” kata Otto. Ia mengharapkan agar pembelaan seharusnya diarahkan untuk perbaikan sistem hukum, bukan hanya untuk membela korps.