Nasional

Buang Ibu Kandung ke Panti Jompo, Dua Anak di Sidoarjo Tuai Kecaman Publik

Akhmad Madani
×

Buang Ibu Kandung ke Panti Jompo, Dua Anak di Sidoarjo Tuai Kecaman Publik

Sebarkan artikel ini
Dua perempuan mengantar seorang lansia berjilbab ungu ke panti jompo (foto: MediaSurya)

SIDOARJO (MediaSurya) – Dua anak kandung di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi sorotan publik usai menyerahkan ibu mereka, Nasikah (74), ke panti jompo Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang, disertai surat bermaterai yang menyatakan tidak ingin dihubungi saat sang ibu meninggal dunia.

Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (27/6) lalu dan viral setelah video penyerahan diunggah oleh pihak pengelola panti lansia.

Ketua Griya Lansia Husnul Khatimah, Arief Camra menyampaikan bahwa dua anak perempuan berinisial SR dan F menyerahkan ibunya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

“Mereka datang menyerahkan ibu kandungnya dan menandatangani surat bermaterai yang menyebut tidak ingin diberi kabar bila sang ibu wafat,” ujarnya, dikutip dari akun Instagram @ariefcamra, Jumat (28/6).

Ia menjelaskan bahwa Griya Lansia pada umumnya menerima lansia yang tidak memiliki keluarga atau terlantar, namun tidak dapat menolak permintaan dari keluarga langsung.

“Secara aturan internal kami tidak menerima lansia yang masih memiliki keluarga. Tapi karena ada permintaan khusus dan surat pernyataan, kami terima,” katanya.

Kejadian ini menuai reaksi keras dari warganet yang menyayangkan tindakan kedua anak kandung tersebut. Banyak yang menyebut perbuatan itu sebagai bentuk pengkhianatan terhadap orang tua.

Nasikah diketahui merupakan seorang ibu yang membesarkan anak-anaknya seorang diri setelah sang suami meninggal dunia. Namun di usia senjanya, ia justru harus hidup di panti lansia.

Menurut keterangan pihak panti, kedua anak menyebut alasan kesibukan kerja serta kondisi sang ibu yang sering keluar rumah sebagai penyebab keputusan menitipkan ke panti.

“Mereka mengaku tidak sanggup merawat karena kondisi ibu yang sering keluar tanpa izin,” ujarnya.

Namun publik menilai bahwa alasan tersebut tidak cukup untuk membenarkan penandatanganan surat yang memutus komunikasi bahkan dalam kondisi duka.

Setelah kasus ini viral dan mendapatkan tekanan dari berbagai pihak, kedua anak tersebut akhirnya menjemput kembali ibunya dari panti.

“Salah satu anaknya datang bersama aparat dan terlihat menangis saat bertemu dengan ibunya,” katanya.

Momen penjemputan tersebut juga direkam dan diunggah ke media sosial, namun tetap tidak meredam kemarahan masyarakat.

Arief Camra dalam unggahan terpisah menyebut bahwa perbuatan buruk kepada orang tua akan mendapatkan balasan secara langsung.

“Niat buruk kepada orang tua dibayar cash sama Allah,” tambahnya.

Kasus ini menjadi sorotan nasional dan menjadi pengingat bagi banyak keluarga di Indonesia untuk tidak menelantarkan orang tua, apalagi dengan perlakuan yang dianggap tidak manusiawi. (am)