Mediasurya, Jakarta – Sidang paripurna pemilihan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada Selasa, 1 Oktober 2024, diwarnai aksi cekcok di antara anggota dewan setelah diskors selama 30 menit.
Proses penghitungan suara masih berlangsung hingga Rabu dini hari, 2 Oktober 2024.
Sidang yang dipimpin oleh Ismeth Abdullah dan Larasati Moriska sebagai pimpinan sementara, membahas mekanisme pengesahan paket pimpinan DPD.
Dalam daftar pimpinan, terdapat dua kubu yang bersaing: kubu AA La Nyalla Mattalitti dengan calon wakil ketua Nono Sampono, Elviana, Andi Muh. Ihsan, serta kubu Sultan Bachtiar Najamudin yang diusung bersama GKR Hemas, Yorrys Raweyai, dan Tamsil Linrung.
Diskorsnya sidang tersebut memberi kesempatan bagi calon pimpinan untuk mengumpulkan dukungan minimal 25 persen atau 38 daerah dari seluruh Indonesia, sebagai syarat untuk ditetapkan sebagai calon pimpinan DPD.
Namun, ketegangan meningkat ketika dukungan mulai diumumkan.
Saat calon ketua DPD Sultan Najamudin maju ke depan, ia terlibat perdebatan dengan anggota DPD lainnya, hingga memicu suasana yang memanas.
Larasati, yang memimpin sidang, meminta semua anggota untuk kembali ke tempatnya dan mengingatkan bahwa rapat terbuka untuk umum.
Situasi semakin tegang, dan Sultan sempat ditahan oleh rekan-rekannya agar tidak bertindak lebih jauh. Anggota DPD lainnya mencoba menenangkannya dengan menepuk pundaknya ketika ia duduk kembali di kursinya.
“Diharapkan semua rekan DPD bersabar, kita akan menghasilkan pimpinan DPD malam ini,” ujar Ismeth Abdullah, diiringi tepuk tangan dari peserta sidang.