JAKARTA (MediaSurya) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerapkan metode pembelajaran deep learning dalam kurikulum nasional mulai tahun ajaran 2025/2026.
Menurut Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikdasmen, Laksmi Dewi, model ini dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa.
“Siswa diharapkan lebih cepat membaca dan berhitung,” ujarnya.
Guru akan menerapkan empat metode dalam pendekatan ini, yaitu praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pemanfaatan digital.
“Strategi mengajar diarahkan agar memberikan pengalaman belajar yang autentik,” katanya.
Dalam kerangka kemitraan, guru diajak menjalin hubungan dinamis dengan siswa, orang tua, komunitas, dan mitra profesional.
“Pendekatan ini mendorong kolaborasi dan bukan kontrol sepihak dari guru,” katanya.
Guru juga akan menggabungkan ruang fisik, virtual, dan budaya dalam mengajar siswa.
“Dengan begitu, berbagai gaya belajar peserta didik bisa terakomodasi,” tambahnya.
Teknologi digital akan menciptakan suasana belajar yang interaktif dan penuh sumber belajar variatif.
“Peluang ini bisa menciptakan pengetahuan bermakna bagi siswa,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengawas Pendidikan Agama dan Keagamaan Seluruh Indonesia, Yun Yun Yunadi, menilai metode ini bukan sekadar hafalan.
“Namun juga melatih kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi,” katanya.
Ia mengakui tantangan utama berada pada keterbatasan infrastruktur dan sumber daya di sekolah-sekolah terpencil.
“Dukungan kepala sekolah dan pengawas pendidikan sangat dibutuhkan dalam pelaksanaannya,” tambahnya.
Ketua Kelompok Kerja Pengawas PAI Jakarta Timur, Wawan Kurniawan, menegaskan bahwa ini bukan kurikulum baru, melainkan pendekatan pembelajaran.
“Deep learning berfokus pada mindful, meaningful, dan durable,” ujarnya.
Menurutnya, mindful berarti kehadiran penuh siswa saat belajar.
“Meaningful memastikan materi pembelajaran relevan bagi kehidupan nyata siswa,” katanya.
Sedangkan durable bertujuan menciptakan pengetahuan dan keterampilan yang bertahan lama dan aplikatif.
“Bisa diterapkan di berbagai konteks kehidupan siswa,” tambahnya.
Pada penerapan awal ini, Kemendikdasmen menargetkan semua jenjang pendidikan dasar dan menengah akan mengikuti model pembelajaran tersebut. (am)