PALANGKA RAYA (MediaSurya.com) – Bupati Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah (Kalteng), Eddy Raya Samsuri menghadiri pencanangan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Gebyar Pendidikan Unggul Muhammadiyah untuk Kalteng Lebih Berkah.
Kegiatan ini berlangsung di Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Jalan Ir. Soekarno, Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya, Jumat (9/5).
Menurut Bupati Barsel, Eddy Raya Samsuri, gerakan ini menjadi bagian penting dalam mendukung tumbuh kembang karakter anak sejak dini, terutama di wilayah pedalaman dan perdesaan.
“Program ini memberi arah yang jelas bagi dunia pendidikan kita, terutama dalam membentuk anak-anak yang unggul dan berakhlak,” ujarnya.
Upaya memperkuat nilai kebiasaan positif sejak usia dini, katanya, merupakan investasi jangka panjang yang akan membawa dampak besar bagi masa depan generasi muda.
“Kita ingin anak-anak di Barsel tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara mental, spiritual, dan sosial,” katanya.
Ia menambahkan, sinergi antara pemerintah daerah dengan lembaga pendidikan seperti Muhammadiyah dan Kemendikbudristek merupakan kunci keberhasilan pembangunan sektor pendidikan.
“Pemkab Barsel siap mendukung penuh implementasi program ini agar manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” tambahnya.

Kepala Dinas Pendidikan Barsel, Syahdani, juga menyambut baik peluncuran gerakan tersebut.
Ia mengatakan program ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam membentuk generasi muda yang tangguh dan berdaya saing.
“Gerakan ini memperkuat fondasi pendidikan karakter yang kami dorong di seluruh satuan pendidikan,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya siap berkoordinasi aktif untuk menyukseskan implementasi gerakan di semua tingkatan pendidikan.
“Komitmen ini menjadi bagian dari ikhtiar bersama mewujudkan pendidikan berkualitas di Barsel,” tambahnya.
Selain peluncuran program, rapat koordinasi juga menjadi ajang diskusi mengenai kebijakan pendidikan terkini dan tantangan yang dihadapi masing-masing daerah.
Para peserta menyampaikan kondisi ril pendidikan di daerahnya, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga penguatan kompetensi guru. (am)