TEHERAN (MediaSurya) – Gelombang panas ekstrem melumpuhkan sebagian besar pasokan air dan listrik di Iran dalam beberapa hari terakhir.
Suhu melonjak hingga lebih dari 50°C di beberapa wilayah selatan dan barat daya, memaksa kantor pemerintahan di sedikitnya 10 provinsi, termasuk Teheran, tutup sementara.
“Krisis air lebih serius daripada yang dibicarakan,” ujar Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dilansir dari AFP, Selasa (22/7).
Badan meteorologi menyebut 18 dari 31 provinsi terdampak, dengan 10 ibu kota provinsi mencatat suhu lebih dari 40°C pada Senin.
Ia mengatakan, suhu ekstrem mulai terjadi sejak Jumat lalu dan diprediksi baru akan mereda pada Kamis mendatang.
Presiden Pezeshkian menegaskan bahwa solusi seperti pemindahan air dari wilayah lain ke Teheran hanya bersifat jangka pendek.
“Jika tren ini terus berlanjut, kita akan menghadapi situasi di masa depan yang tidak dapat ditemukan solusinya,” katanya.
Perusahaan Air Provinsi Teheran menyebut kondisi ini sebagai musim terkering dalam 60 tahun terakhir.
Ketinggian air di bendungan utama dilaporkan berada di level terendah dalam satu abad.
Banyak warga mengeluhkan pemadaman air selama berjam-jam dalam beberapa hari terakhir.
Perusahaan air bahkan menyarankan penggunaan tangki dan pompa air sebagai solusi sementara.
Situasi ini memperparah beban pemerintahan Iran yang juga menghadapi inflasi tinggi dan ketegangan politik di kawasan. (am)