Hizbullah Bantah Klaim Pasukan Israel Masuki Lebanon, Siap Hadapi Konfrontasi

mediasurya

Mediasurya – Hizbullah menanggapi tegas klaim yang menyebutkan bahwa pasukan Israel telah memasuki wilayah Lebanon. Organisasi paramiliter dan politik Lebanon ini menegaskan bahwa para pejuangnya siap menghadapi “konfrontasi langsung” jika Israel melanggar perbatasan.

Juru bicara Hizbullah, Mohammed Afifi, menyebut laporan mengenai masuknya pasukan Israel ke Lebanon sebagai “klaim palsu.” Ia menekankan kesiapan pejuang Hizbullah untuk menghadapi pasukan Israel yang berani mencoba memasuki Lebanon, dan menegaskan bahwa penembakan rudal jarak menengah ke Israel yang terjadi baru-baru ini adalah “baru merupakan permulaan.”

Sementara itu, militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah memulai “operasi darat terbatas” terhadap Hizbullah dan mengeluarkan peringatan bagi penduduk di sepanjang perbatasan Lebanon untuk mengungsi ke wilayah utara. Peringatan tersebut memaksa hampir dua lusin komunitas di selatan Lebanon untuk pindah, menjadikan daerah tersebut lebih sepi selama setahun terakhir.

Seorang pejabat militer Israel menyatakan bahwa pasukannya berada dalam jarak berjalan kaki dari perbatasan, tetapi belum ada bentrokan langsung dengan Hizbullah di darat. Meskipun demikian, Hizbullah dilaporkan telah meluncurkan roket ke wilayah tengah Israel, menyebabkan beberapa cedera.

Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, menyatakan bahwa operasi ini bertujuan untuk mengamankan wilayah Israel dari ancaman Hizbullah, yang ia sebut sebagai “teroris dan senjata Hizbullah.” Sementara itu, Resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang Israel-Hizbullah pada 2006 dianggap tidak ditegakkan oleh Israel.

Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyatakan kesiapan negara untuk mengerahkan pasukan jika terjadi gencatan senjata. Namun, pasukan bersenjata Lebanon tidak dapat memaksakan kesepakatan terhadap Hizbullah yang lebih dominan.

Situasi ini menciptakan ketegangan baru di wilayah perbatasan, dan konflik ini berpotensi memperburuk kerusakan di Lebanon, di mana lebih dari 1.000 orang telah tewas akibat serangan Israel dalam dua minggu terakhir, termasuk wanita dan anak-anak.

Hizbullah, yang memiliki ribuan pejuang dan persenjataan yang signifikan, menyatakan komitmennya untuk melanjutkan perlawanan meskipun mengalami kerugian. Pemimpin sementara Hizbullah, Naim Qassem, menegaskan kesiapan kelompoknya untuk menghadapi invasi Israel.