Mediasurya – Kelompok pergerakan Lebanon, Hizbullah, secara resmi mengumumkan kematian pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, yang telah memimpin organisasi tersebut selama lebih dari tiga dekade. Pengumuman ini disampaikan pada Sabtu, 28 September, setelah militer Israel mengklaim telah membunuh Nasrallah dalam serangan udara di markas pusat Hizbullah yang terletak di pinggiran selatan Beirut sehari sebelumnya.
Kementerian Luar Negeri Prancis kemudian mengonfirmasi informasi tersebut, menyatakan bahwa berdasarkan data yang mereka miliki, Nasrallah memang telah meninggal dunia. Mereka juga menegaskan bahwa telah melakukan komunikasi dengan pihak berwenang Lebanon dan mitra Prancis di wilayah tersebut untuk mencegah terjadinya eskalasi.
“Keamanan dan perlindungan warga sipil harus dijamin, termasuk warga Prancis di kawasan, yang juga merupakan prioritas kami,” jelas Kementerian Luar Negeri Prancis.
Hassan Nasrallah telah memimpin Hizbullah sejak tahun 1992, mengembangkan strategi organisasi tersebut dalam melawan Israel. Menurut laporan, ia tewas dalam serangan udara yang dianggap “intens dan belum pernah terjadi sebelumnya” pada Jumat malam, di mana jet F-35 Israel menargetkan Haret Hreik, kawasan yang dikenal sebagai benteng utama Hizbullah di Beirut selatan.
Setelah serangan tersebut, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menyatakan bahwa serangan itu ditujukan kepada markas besar Hizbullah, yang menurutnya dibangun di bawah bangunan sipil. Nasrallah telah lama menjadi target utama Israel karena perannya sebagai pemimpin Hizbullah, salah satu musuh militer terbesar Tel Aviv. Upaya-upaya sebelumnya untuk membunuhnya selama konflik bersenjata lainnya selalu gagal.
Nasrallah juga telah terdaftar sebagai teroris internasional oleh Departemen Luar Negeri AS sejak 1995, yang menawarkan hadiah hingga US$10 juta bagi informasi yang dapat mengarah pada penangkapan atau penemuan lokasinya.