Barito SelatanBerita Pendidikan

Jadwal Sekolah Ramadhan 2025 di Barito Selatan, Libur dan Jam Belajar Disesuaikan

Akhmad Madani
×

Jadwal Sekolah Ramadhan 2025 di Barito Selatan, Libur dan Jam Belajar Disesuaikan

Sebarkan artikel ini

BUNTOK (MediaSurya) – Menyambut bulan suci Ramadhan, dunia pendidikan di Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah (Kalteng) bakal mengalami sedikit penyesuaian.

Mulai dari jadwal belajar yang lebih fleksibel hingga libur khusus puasa, semua sudah diatur dalam Surat Edaran Bersama (SEB) dari kementerian terkait.

Sesuai kebijakan, Libur Khusus Puasa (LKP) berlangsung pada 27 Februari – 5 Maret 2025.

Setelah itu, kegiatan belajar mengajar kembali aktif pada 6 hingga 25 Maret 2025, dengan beberapa perubahan agar tetap nyaman bagi siswa yang berpuasa.

“Kami ingin memastikan proses belajar tetap berjalan, tapi dengan menyesuaikan kondisi fisik dan spiritual siswa,” ujar Syahdani, Kepala Dinas Pendidikan Barito Selatan.

Jam Belajar Lebih Singkat, Ekstrakurikuler Ditiadakan

Untuk mendukung kelancaran ibadah puasa, setiap jam pelajaran dikurangi 10 menit, sementara kegiatan ekstrakurikuler yang membutuhkan fisik tinggi ditiadakan sementara.

Baca:  LKKNU Diharapkan Berikan Pembinaan dan Masukan untuk Generasi Milenial di Barito Selatan

Tak hanya siswa, tenaga pendidik dan kependidikan juga mendapat penyesuaian jam kerja:

Senin – Kamis: 07.00 – 13.00 WIB
Jumat: 07.00 – 10.30 WIB
Sabtu: 07.00 – 12.00 WIB

Presensi tetap diberlakukan dengan jam masuk antara 07.00 – 07.30 WIB, sedangkan jam pulang menyesuaikan dengan kebijakan di atas.

Libur Lebaran dan Penguatan Karakter Keagamaan

Selain LKP, pemerintah juga menetapkan Libur Akhir Ramadhan dan Idul Fitri pada 26 Maret – 8 April 2025. Sekolah akan kembali normal mulai 9 April 2025.

Di sisi lain, selama Ramadhan, sekolah diimbau untuk mengoptimalkan Penguatan Pendidikan Karakter Keagamaan (PKK).

“Ini kesempatan bagus untuk membangun karakter religius siswa. Kami serahkan teknisnya kepada masing-masing sekolah agar lebih efektif,” tambah Syahdani.

Dengan jadwal yang lebih adaptif ini, diharapkan siswa tetap bisa belajar tanpa kehilangan esensi ibadah selama Ramadhan. (am)