PALANGKA RAYA (MediaSurya) – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus memperkuat sinergi dengan sekolah dalam mendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program ini merupakan inisiatif Presiden RI Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kualitas gizi masyarakat, khususnya anak sekolah.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, dalam dialog “Kalteng Menyapa” yang disiarkan melalui Zoom dan YouTube RRI Kalteng, Rabu (22/1), menyampaikan optimisme atas dampak positif program ini.
“Meskipun belum menjadi bagian dari 190 Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) pilot project, beberapa sekolah di Kalteng sudah mulai melaksanakan program ini secara mandiri. Kami percaya, efek program ini akan meluas, mulai dari peningkatan kesehatan siswa hingga perputaran ekonomi lokal,” ujar Reza.
Program ini tak hanya fokus pada pemberian makanan bergizi, tetapi juga diharapkan mendorong perekonomian desa melalui keterlibatan usaha lokal seperti katering dan petani.
“Efek berantai inilah yang kami harapkan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Kalteng,” tambahnya.
Dalam APBD 2025, Pemprov Kalteng di bawah Gubernur H. Sugianto Sabran telah mengalokasikan anggaran hingga Rp485 miliar.
Dari jumlah tersebut, Rp200 miliar khusus untuk program MBG, sementara sisanya untuk sekolah gratis dan kuliah gratis. Namun, pelaksanaannya masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat.
“Kami masih berkomunikasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) terkait implementasi anggaran ini, termasuk apakah akan digunakan untuk pembangunan SPPG baru atau penyediaan jasa katering,” jelas Reza.
Ia mencontohkan wilayah seperti Palangka Raya, Kapuas, dan Kotawaringin Timur yang telah memulai rencana pembangunan SPPG baru.
Salah satu SPPG yang sudah berjalan, yakni Bukit Kenanga, telah melayani lebih dari 3.000 siswa dari berbagai jenjang pendidikan.
Namun, Reza mengakui bahwa kapasitas SPPG saat ini masih terbatas, sementara kebutuhan terus meningkat.
“Beberapa sekolah seperti SMA Negeri 5 memiliki lebih dari 1.000 siswa yang belum terakomodasi. Kami sudah mengusulkan pembangunan SPPG tambahan ke BGN dan berharap eksekusi bisa dilakukan secepatnya,” ujar Reza.
Dinas Pendidikan Kalteng terus berperan aktif dalam mempersiapkan data penerima manfaat dan bekerja sama dengan pemerintah pusat serta sekolah untuk memastikan program ini berjalan optimal.
Menurut Reza, sinergi antara pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan MBG.
“Mudah-mudahan koordinasi yang baik ini bisa terus terjalin sehingga kesejahteraan masyarakat, terutama anak-anak sekolah, dapat meningkat signifikan,” tutupnya.
Dengan optimisme dan dukungan penuh dari berbagai pihak, Kalteng berharap program ini tak hanya menjadi solusi masalah gizi, tetapi juga menjadi langkah besar menuju generasi yang lebih sehat dan berdaya saing.
Namun, jalan menuju suksesnya program ini tak selalu mulus. Kapasitas SPPG yang terbatas, distribusi makanan, hingga kebutuhan pembangunan infrastruktur baru menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan.
Di sisi lain, harapan besar masyarakat menjadi motivasi bagi pemerintah untuk segera merealisasikan program ini dengan maksimal.
Kolaborasi pemerintah pusat, daerah, sekolah, dan masyarakat akan menjadi kunci utama agar program MBG benar-benar memberikan dampak nyata di Bumi Tambun Bungai. (am)