Mediasurya, Jakarta – Kamboja telah menangkap Mech Dara, seorang jurnalis pemenang penghargaan yang terkenal karena investigasinya terhadap korupsi, perdagangan manusia, dan penipuan online.
Penangkapan yang terjadi pada Senin, 1 Oktober 2024, ini menimbulkan kecemasan di kalangan kelompok hak asasi manusia dan pemerintah Amerika Serikat.
Polisi militer Kamboja mengonfirmasi penangkapan Dara, tetapi juru bicara polisi militer Eng Hy tidak merinci alasan penahanannya.
“Kami sudah menerapkan surat perintah pengadilan untuk membawanya ke pengadilan. Saya tidak tahu keberadaannya,” kata Eng Hy.
Menurut kelompok hak asasi manusia Licadho, Mech Dara ditangkap setelah berhenti di pintu tol perbatasan antara Koh Kong dan Provinsi Sihanouk di barat daya Kamboja. Naly Pilorge, salah satu direktur Licadho, menyatakan bahwa
“Dara harus dibebaskan agar dapat melanjutkan pekerjaannya untuk mengungkap isu-isu seperti perdagangan manusia, kerja paksa, dan korupsi.” Ia menambahkan bahwa status dan keberadaan jurnalis tersebut tidak diketahui.
Penangkapan Dara dipandang sebagai ancaman terhadap kebebasan pers di Kamboja.
Ia merupakan salah satu jurnalis yang berani dalam melaporkan isu-isu kritis, dan pada tahun lalu, ia dianugerahi penghargaan pahlawan oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, atas upayanya mengungkap skema penipuan yang melibatkan pekerja yang diperdagangkan.
Pemerintah AS menyatakan sedang memantau situasi dengan penuh keprihatinan.
Sementara itu, Kamboja, yang pernah memiliki media lokal yang berkembang pesat, kini terperosok ke posisi terbawah dalam indeks kebebasan pers global akibat penutupan media independen oleh pihak berwenang.
Mech Dara sebelumnya mengungkapkan kepada BBC News bahwa ruang redaksi tempat ia bekerja telah dibungkam, mencerminkan kondisi kebebasan pers yang semakin memburuk di negara tersebut.
Pemerintah Kamboja mengklaim bahwa mereka tidak akan mengekang kebebasan berpendapat, tetapi akan menghukum pelanggar hukum. (am)