Motogp  

Kekesalan Bos Pramac Terhadap Keputusan Ducati Pilih Marc Marquez untuk MotoGP 2025

Akhmad Madani
Reaksi pembalap Gresini Racing, Marc Marquez, setelah finis ketiga dalam sprint MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi, Motegi, Jepang, 5 Oktober 2024.

Mediasurya – Bos Pramac Racing, Paolo Campinoti, masih merasa kecewa dan tidak percaya dengan keputusan Ducati yang menunjuk Marc Marquez sebagai pembalap untuk musim MotoGP 2025 mendatang.

Keputusan ini membawa konsekuensi besar bagi tim satelit resmi Ducati tersebut, yang merasa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan rider andalan mereka, Jorge Martin.

Satu tempat di samping Francesco Bagnaia menjadi perebutan sengit di antara tiga pembalap: Jorge Martin (Pramac Racing), Marc Marquez (Gresini Racing), dan Enea Bastianini.

Meski Martin tengah dalam performa terbaiknya dan berpeluang meraih gelar juara dunia di musim ini, Ducati akhirnya memilih Marquez.

Pembalap berjulukan Baby Alien ini menunjukkan performa mengesankan dengan Gresini Racing, meraih tujuh podium dan dua kemenangan meski menggunakan motor spek tahun lalu.

Keputusan Ducati ini telah mengecewakan Martin, yang kini terpaksa mencari tempat baru dan bergabung dengan Aprilia musim depan.

Sementara Bastianini, yang kehilangan tempatnya di tim pabrikan Ducati, akan beralih ke KTM.

Lebih jauh lagi, Pramac Racing juga memutuskan untuk menghentikan kerjasama sebagai mitra tim satelit Ducati dan menggandeng Yamaha untuk MotoGP 2025.

Kekesalan Campinoti tidak terbendung saat ia mengungkapkan pendapatnya mengenai keputusan Ducati.

“Ducati sudah membuat keputusan yang memang saya sendiri tidak menyetujuinya,” katanya, dilansir dari Motosan.

Ia percaya kedatangan Marquez akan menciptakan ketegangan di garasi Ducati, dan menegaskan bahwa banyak pihak telah menjadi korban dari keputusan ini.

“Tidak ada gunanya untuk meyakini bahwa hal itu tidak akan terjadi,” tambahnya.

“Ducati telah memutuskan untuk kehilangan banyak orang seperti kami, Jorge Martin, atau Enea Bastianini. Mereka semua pantas mendapatkan kesempatan, tetapi semua menjadi korban untuk satu orang,” imbuhnya.