Mediasurya, Jakarta – Pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2024-2029 diwarnai kericuhan pada rapat paripurna yang digelar Selasa, 1 Oktober 2024.
Interupsi dan perdebatan memanas ketika rapat dipimpin oleh pimpinan sementara, Ismeth Abdullah dan Larasati Moriska.
Rapat yang awalnya hanya bertujuan untuk mengesahkan mekanisme pengesahan paket pimpinan DPD berubah kacau setelah terjadi perbedaan pendapat soal aturan pengumpulan dukungan.
Sesuai tata tertib, calon pimpinan harus mendapatkan dukungan dari 25 persen anggota atau 38 daerah untuk bisa maju.
Dua paket calon pimpinan yang muncul adalah:
- Paket 1: La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua, dengan Nono Sampono, Elvina, dan Andi Muhammad Ihsan sebagai Wakil Ketua.
- Paket 2: Sultan Najamuddin sebagai Ketua, dengan GKR Hemas, Yorrys Raweyai, dan Tamsil Linrung sebagai Wakil Ketua.
Keributan terjadi ketika La Nyalla tampak mendekati salah satu anggota DPD yang duduk dekat Sultan Najamuddin.
Entah apa yang memicu ketegangan, namun sejumlah anggota DPD, termasuk Fadel Muhammad, berusaha melerai perselisihan tersebut.
Pamdal segera turun tangan, membuat barikade di depan pimpinan DPD dan melerai pertikaian.
Setelah situasi mereda, rapat diskors selama 30 menit untuk memberi waktu mengumpulkan kembali dukungan dari anggota.