Hukum  

Maria Livia, Wanita Begal Taksi Online di Surabaya, Mengaku Butuh Uang untuk Kerja di Australia

Akhmad Madani

Mediasurya, Surabaya – Maria Livia, seorang wanita asal Ende, NTT, telah menjadi sorotan publik setelah aksinya membegal seorang driver taksi online di Surabaya pada Selasa pagi, 1 Oktober 2024. Aksi nekatnya bukan hanya sadis tetapi juga mengundang banyak tanya tentang motivasi di balik tindakannya.

Kapolsek Gunung Anyar, Iptu Hersa Fathoni, menjelaskan bahwa Maria melakukan aksi kriminal tersebut karena ingin mendapatkan uang untuk liburan dan bekerja di Australia. “Pengakuannya seperti itu. Dia ingin liburan dan bekerja di sana,” ujar Iptu Hersa.

Maria tinggal bersama kakak perempuannya di Apartemen Amor di Surabaya dan merantau sejak kuliah di perguruan tinggi swasta. Namun, sejak 2022, Maria tidak memiliki pekerjaan dan merasa bosan, sehingga ia memutuskan untuk mencari cara cepat mendapatkan uang. Tanpa tabungan, ia berencana untuk membegal mobil, yang ia ketahui bisa dijual tanpa surat-surat dengan harga sekitar Rp 50 juta.

Kronologi Kejadian

Kronologi kejadian pembegalan dimulai ketika Maria berpura-pura memesan taksi online di kawasan Manyar, Surabaya Timur. Sekitar pukul 09.10 WIB, saat perjalanan berlangsung, Maria mengikat leher sopir menggunakan tali dan menusuk lehernya dengan pisau untuk merampas mobil Daihatsu Sigra yang dikemudikannya.

Sopir, yang merupakan korban, mengalami luka parah di leher dan berusaha melarikan diri dari mobil. Maria kemudian mengemudikan mobil tersebut, tetapi aksinya segera diketahui warga setempat. Setelah berusaha kabur sejauh 100 meter, mobil tersebut mengalami kecelakaan, membuatnya tidak bisa dikemudikan lagi. Maria akhirnya ditangkap oleh warga di kawasan hutan mangrove, Gunung Anyar.

Kapolsek Gunung Anyar menegaskan bahwa Maria bertindak sendirian dan belum pernah menjalin hubungan dengan penadah. Korban pembegalan, Pudjiono, tidak menyangka akan menjadi target aksi kejahatan tersebut.

Viral di Media Sosial

Aksi nekat Maria Livia pun viral di media sosial, terutama di platform X (Twitter), dengan banyak pengguna membagikan video amatir saat ia diinterogasi oleh warga. Video tersebut menarik perhatian banyak warganet, yang berkomentar tentang keberanian dan kebodohan pelaku dalam melakukan tindakan kriminal tersebut.

Kasus ini juga menjadi perhatian dari Himpunan Pengusaha Daring (HIPDA) Indonesia Jawa Timur. Sekjen HIPDA, David Walalangi, menyayangkan kejadian ini sebagai bukti bahwa kejahatan begal masih menjadi masalah di Kota Surabaya. Ia berharap penegakan hukum lebih tegas untuk melindungi driver online dan masyarakat lainnya.