Internasional

Media Asing Soroti Gen Z RI Sulit Dapat Kerja, Pengangguran Tertinggi di Asia Tenggara

Akhmad Madani
×

Media Asing Soroti Gen Z RI Sulit Dapat Kerja, Pengangguran Tertinggi di Asia Tenggara

Sebarkan artikel ini
Media asing prihatin Gen Z di Indonesia susah cari kerja. (CNN Indonesia/Ramadhan Nur Fadillah)
Media asing prihatin Gen Z di Indonesia susah cari kerja. (CNN Indonesia/Ramadhan Nur Fadillah)

JAKARTA (MediaSurya) – Sejumlah media internasional menyoroti sulitnya pemuda Indonesia mendapatkan pekerjaan, termasuk mereka yang sudah mengantongi gelar sarjana.

Dalam laporan berjudul “Indonesia has 44 million youths. It’s struggling to get them jobs”, Al Jazeera menyebut Gen Z di Indonesia menghadapi kenyataan pahit setelah menyelesaikan pendidikan tinggi.

“Indonesia punya salah satu tingkat pengangguran muda tertinggi di Asia,” ujarnya seperti dilansir dari Al Jazeera, Senin (22/7).

Andreas Hutapea, sarjana hukum yang telah lulus dua tahun lalu, mengaku sudah berkali-kali melamar kerja namun tetap ditolak.

“Jumlah pengangguran usia 15–24 tahun mencapai 16 persen dari total 44 juta lebih pemuda di Indonesia,” katanya.

Angka ini, tambahnya, lebih dari dua kali lipat tingkat pengangguran di Thailand dan Vietnam.

Dalam survei ISEAS-Yusof Ishak Institute pada Januari lalu, pemuda Indonesia disebut paling pesimistis soal ekonomi dan pemerintahan dibandingkan negara ASEAN lainnya.

CNA juga menyoroti kondisi serupa dalam artikel bertajuk “‘Didn’t expect to struggle like this’: Indonesian workers in a bind as budget cuts, global headwinds bite”.

Marsha Dita (22), lulusan universitas pada September 2024, menyebut telah melamar lebih dari 100 pekerjaan namun belum diterima satu pun.

“Saya sengaja kuliah agar bisa kerja, tapi gelar sarjana ternyata tidak menjamin apa pun,” ujarnya seperti dilansir dari CNA.

CNA juga melaporkan bahwa job fair menjadi fenomena yang marak digelar di tengah tingginya pencari kerja.

“Sebanyak 7,28 juta orang usia kerja di Indonesia masih menganggur per Februari 2025,” katanya.

Jumlah ini meningkat 83 ribu dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut data Badan Pusat Statistik.

Media Singapura Mothership menyoroti fenomena ribuan sarjana melamar sebagai pasukan oranye atau petugas kebersihan DKI.

“Sebanyak 8.000 pelamar berebut 1.100 posisi petugas sanitasi,” tambahnya.

Mothership menyebut pekerjaan informal dengan upah tetap dan jaminan justru lebih menarik bagi sebagian warga meskipun tak sesuai kualifikasi akademis.

ABC Net dari Australia juga menyoroti persoalan ini dalam artikel berjudul “Fury over budget cuts, lack of opportunity sparks debate over ‘escaping’ Indonesia”.

Demografer Universitas Melbourne, Ariane Utomo, menyebut prospek kerja bagi pemuda Indonesia masih suram.

“Pasar kerja makin tidak menentu, sehingga sulit membangun karier yang stabil dan bermakna,” ujarnya seperti dilansir dari ABC Net. (am)