Hukum

Pasangan di Surabaya Gagal Nikah, Ditipu WO Jelang Resepsi Meski Sudah Lunas

Akhmad Madani
×

Pasangan di Surabaya Gagal Nikah, Ditipu WO Jelang Resepsi Meski Sudah Lunas

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (MediaSurya) – Pasangan Ridho (26) dan Rerey (24) menjadi korban penipuan wedding organizer (WO) dua hari menjelang resepsi pernikahan yang rencananya digelar di Surabaya, Jawa Timur.

Menurut Rerey, WO milik perempuan berinisial A secara sepihak membatalkan semua vendor tanpa alasan jelas.

“Normalnya orang dua hari sebelum nikah semua sudah siap, tapi kami malah seperti gak ada persiapan,” ujarnya, dilansir dari Surya.co.id, Minggu (3/8/2025).

Ia mengatakan, undangan telah disebar namun tiba-tiba mendapat kabar bahwa MUA, dekorasi, dan vendor lain tidak dapat hadir.

“Wong undangan sudah disebar, sudah mepet tanggal tiba-tiba dapat kabar MUA, dekor, semua gak bisa datang,” katanya.

Ia menambahkan, mereka terpaksa mencari vendor pengganti dalam kondisi darurat dan penuh tekanan.

“Dalam keadaan ngejer, nangis akhirnya cari-cari lagi persewaan dekor dan semuanya ke tempat lain,” tambahnya.

Ridho dan Rerey sudah menikah secara resmi pada Juni 2025 lalu.

Namun, resepsi yang seharusnya digelar di rumah Rerey batal karena pembatalan sepihak dari pihak WO.

“Sampai sekarang uang Rp10,3 juta saya belum kembali. Ditagih selalu mbulet,” ujarnya.

Rerey mengatakan bahwa dirinya telah melaporkan A ke Polrestabes Surabaya karena merasa ditipu.

“Uang yang sudah dibawa dari para korban total sekitar Rp500 juta,” katanya.

Pasangan lain bernama Andika dan Riva juga menjadi korban dengan kerugian sebesar Rp8,6 juta dari total biaya Rp14 juta.

“Saya sudah datangi rumahnya di Tenggilis Mejoyo. Kosong, gak ada orang,” ujarnya.

Ia mengatakan mendapat informasi bahwa A telah pindah ke Palembang dengan alasan menjual rumah.

“Saya cari informasi, memang korbannya ada 45 pasangan sampai membentuk paguyuban,” katanya.

Andika bersyukur karena mengetahui penipuan ini lebih awal sebelum acara pernikahan berlangsung.

“Sebelum acara kan biasanya WO itu survey kliennya kan,” ujarnya.

Namun, pihak WO tidak pernah melakukan survei lokasi atau komunikasi lanjutan menjelang acara.

“Yang cuma bisa diharapkan ya pengembalian uang saja,” tambahnya.

Suami A, Masruri, membantah tudingan kabur dan mengaku tengah berupaya melunasi semua tanggungan.

“Di sini masih ikhtiar berjuang. Semua keluarga A adalah petani kopi, jadi nunggu hasil panen terjual,” ujarnya.

Selain calon pengantin, vendor dokumentasi juga mengalami kerugian akibat belum dibayar WO milik A.

Pemilik WBP Present Photo Video, Wahyu, mengaku dirugikan sebesar Rp27 juta karena sembilan proyek belum dilunasi.

“Ada 9 job belum dibayar. Itu job di bulan Juni 2025,” ujarnya.

Ia mengatakan awalnya kerja sama berjalan lancar dan pembayaran dilakukan satu hari sebelum acara.

“Awalnya semuanya berjalan lancar. Pembayaran biasanya sudah dilunasi H-1 acara,” katanya.

Namun pada bulan Juni 2025, pembayaran dari A mulai tersendat dan alasan yang diberikan tidak jelas.

“Tiap nagih alasannya belum dapat pembayaran dari kliennya. Padahal saya cek job di bulan Juni sudah lunas,” tambahnya.

Wahyu menyatakan siap menjadi saksi bagi para korban yang melaporkan A ke pihak berwajib.

“Pokoknya, makin ke sini makin banyak yang cerita,” ujarnya.

“Normalnya orang dua hari sebelum nikah semua sudah siap, tapi kami malah seperti gak ada persiapan,” ujarnya. (am)