Pemprov Bali Tanggapi Isu Gempa Megathrust: Semua Daerah Berpotensi Tsunami, Jangan Takut Berkunjung

Mediasurya

Bali, MEDIASURYA.COM – Isu potensi gempa megathrust dengan kekuatan mencapai 9,0 magnitudo di Bali menimbulkan kekhawatiran bahwa wisatawan mungkin enggan berkunjung ke pulau tersebut. Dalam menanggapi isu ini, Pj Gubernur Bali, Sang Mahendra Jaya, mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan tidak panik.

Sang Mahendra Jaya mengungkapkan, “Yang jelas semoga tidak terjadi deh itu saja. Tenang saja tidak terjadi kok. Kita percaya dan siap.” Pj Gubernur juga menekankan pentingnya berpikiran positif untuk menghindari terjadinya bencana. “Kita yakin tidak terjadi. Jadi kita harus pikiran itu positif, pasti semesta akan menuntun ke arah positif.”

Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menjelaskan bahwa secara ilmiah, Bali berada dalam jalur gempa megathrust yang meliputi Aceh, selatan Sumatra, selatan Jawa, dan bagian selatan Bali. “Itu sebabnya daerah yang dilalui megathrust harus membuat early warning, tsunami early warning,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa sirine tsunami telah dipasang di beberapa lokasi strategis seperti Kuta, Nusa Dua, dan Serangan sebagai bagian dari sistem peringatan dini. Selain itu, kapasitas respons juga telah diperkuat dengan simulasi bencana dan pelatihan untuk hotel-hotel mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Dewa Made Indra menambahkan bahwa sistem early warning telah dirancang untuk memberikan peringatan dini agar masyarakat di pinggir pantai dapat merespons dengan cepat. “Kami telah membuat shelter dan tempat penampungan sementara. Simulasi bencana terus dilakukan untuk memastikan respons yang efektif,” jelasnya.

Menurutnya, meski peta menunjukkan Bali berada di jalur megathrust, potensi gempa dan tsunami bisa terjadi di mana saja. “Yang terpenting adalah memiliki sistem peringatan dini dan kapasitas respons yang baik,” ujarnya. Bali juga telah membangun kapasitas respons dan melakukan pelatihan untuk hotel-hotel agar siap dalam menghadapi bencana.

Dewa Made Indra mengajak media untuk menyampaikan bahwa potensi bencana dapat terjadi di mana saja dan tidak hanya di Bali. “Tak usah cemas. Semua daerah berpotensi mengalami bencana. Yang terpenting adalah membangun sistem peringatan dini dan kapasitas respons,” pungkasnya.