Mediasurya, Jakarta – Politikus Partai Golkar, Adies Kadir, menjadi sorotan publik setelah terpilih sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk periode 2024-2029.
Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Paripurna ke-2 DPR Masa Sidang 2024-2025, yang berlangsung di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Selasa, 1 Oktober 2024.
Adies Kadir lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 17 Oktober 1968. Ia meniti karier di bidang politik dan hukum Indonesia.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Wijaya Kusuma, Adies melanjutkan studi magister di Universitas Merdeka Surabaya.
Sebelum menjabat sebagai Wakil Ketua DPR, Adies pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Hukum DPP Partai Golkar periode 2019-2024.
Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI, yang mengurusi bidang hukum, hak asasi manusia, dan keamanan.
Karier politik Adies dimulai sebagai anggota DPRD Surabaya periode 2009-2014. Ia mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota Surabaya pada Pilkada 2010, namun kalah dari pasangan Tri Rismaharini dan Bambang Dwi Hartono.
Kemudian, ia menjadi anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, menangani ketenagakerjaan, kependudukan, dan kesehatan. Pada 2015, Adies kembali bergabung dengan Komisi III.
Pada November 2015, Adies diangkat menjadi anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dan pada tahun berikutnya juga menjadi anggota Badan Anggaran dan Badan Musyawarah DPR RI.
Pada Pemilu 2019, ia terpilih kembali sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur I dengan perolehan 106.106 suara.
Harta Kekayaan Adies Kadir
Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 3 Juni 2024, Adies Kadir melaporkan total harta kekayaan sebesar Rp 11,1 miliar.
Sebagian besar kekayaan ini terdiri dari aset tanah dan bangunan senilai Rp 5,5 miliar, yang tersebar di Surabaya, Jawa Timur, dan Bekasi, Jawa Barat.
Di sektor alat transportasi, Adies memiliki aset senilai Rp 2 miliar, yang meliputi mobil Mitsubishi Pajero, BMW, dan Toyota Alphard.
Ia juga mencatatkan harta bergerak lainnya senilai Rp 1,3 miliar, serta kas dan setara kas yang mencapai Rp 2,3 miliar.
