Mediasurya – Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2024 kembali menjadi sorotan. Kali ini, mekanisme seleksi kompetensi yang diatur dalam Kepmen PANRB No. 347/2024 hadir dengan pendekatan baru: tanpa nilai ambang batas atau passing grade.
Berbeda dengan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) untuk CPNS yang identik dengan batas nilai minimal, seleksi PPPK mengedepankan peringkat terbaik sebagai penentu kelulusan. “Pelamar wajib mengikuti seleksi, tetapi akan dinyatakan lulus jika mereka berperingkat terbaik. Tidak ada nilai ambang batas,” tegas Plt. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB, Aba Subagja, dalam sebuah sosialisasi daring.
Namun, tanpa ambang batas bukan berarti tanpa tantangan. Sebaliknya, seleksi ini menjadi lebih kompetitif dengan bobot nilai yang dirancang untuk mengukur lebih dari sekadar kemampuan teknis.
Pentingnya Tiga Pilar Kompetensi
Seleksi kompetensi PPPK 2024 menguji tiga aspek utama: Kompetensi Teknis, Manajerial, dan Sosial Kultural. Total ada 145 soal yang harus diselesaikan dalam waktu 120 menit (150 menit untuk peserta disabilitas netra).
Kompetensi Teknis menjadi ujung tombak dengan 90 soal, melibatkan penguasaan teknis terkait jabatan.
Kompetensi Manajerial (25 soal) dan Sosial Kultural (20 soal) lebih menekankan nilai-nilai kerja tim, komunikasi, hingga kepekaan terhadap keberagaman.
Wawancara berbasis CAT, yang hanya berisi 10 soal, digunakan untuk menggali integritas dan moralitas.
Durasi pendek ini menuntut peserta untuk berpikir cepat sekaligus strategis.
Perhitungan Nilai yang Membentuk Strategi
Tanpa ambang batas, sistem pembobotan menjadi elemen kunci. Jawaban benar untuk kompetensi teknis bernilai 5, sementara untuk manajerial, sosial kultural, dan wawancara, bobotnya berkisar antara 1 hingga 4. Adapun total nilai maksimal adalah 670, dengan rincian:
450 untuk Kompetensi Teknis,
180 untuk Manajerial dan Sosial Kultural,
40 untuk Wawancara.
Artinya, penguasaan teknis tetap menjadi prioritas, tetapi peserta juga harus cemerlang dalam aspek lainnya untuk meraih skor maksimal.
Seleksi Wawancara: Menakar Integritas
Komponen wawancara berbasis CAT menjadi daya tarik tersendiri. Meski hanya 10 soal, aspek seperti kejujuran, komitmen, dan etika kerja menjadi fokus utama. Menjawab benar tidak sekadar soal kemampuan, tetapi juga mencerminkan nilai moral yang harus dimiliki setiap pemangku jabatan.
Filosofi Baru: Mengutamakan Kualitas
Pendekatan ini seolah ingin menyampaikan pesan bahwa PPPK bukan sekadar tentang memenuhi standar minimal. Para pelamar terbaik akan bersaing hingga titik akhir untuk membuktikan bahwa mereka adalah yang paling layak mengemban tugas.
“Dengan tidak adanya passing grade, kita sebenarnya sedang menekankan kualitas dibanding kuantitas. Ini tentang siapa yang paling siap berkontribusi,” tambah Aba Subagja.
Pelajaran dari Seleksi PPPK 2024
Seleksi ini tak hanya menjadi arena kompetisi, tetapi juga refleksi. Di era digital yang penuh tantangan, pemerintah membutuhkan ASN yang tidak hanya pandai bekerja, tetapi juga memahami keberagaman dan menjunjung nilai-nilai luhur bangsa.
Bagi para peserta, perjalanan menuju PPPK 2024 adalah lebih dari sekadar ujian. Ini adalah cerminan kesiapan mereka untuk menjadi bagian dari birokrasi modern yang inklusif, berintegritas, dan berorientasi pada pelayanan publik. Selamat berjuang! (am)