Nasional

Stimulus Prabowo Dorong Ekonomi RI Tumbuh 5,12% di Kuartal II-2025

Akhmad Madani
×

Stimulus Prabowo Dorong Ekonomi RI Tumbuh 5,12% di Kuartal II-2025

Sebarkan artikel ini
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato pada Penutupan Kongres PSI tahun 2025. (foto: Tangkapan Layar)

JAKARTA (MediaSurya) – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 tumbuh 5,12% secara tahunan (yoy), melebihi ekspektasi ekonom yang sebelumnya memperkirakan hanya tumbuh 4,7%-4,8%.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengatakan pertumbuhan itu ditopang oleh kebijakan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat.

“Hasil respons kebijakan juga turut menopang kinerja perekonomian, salah satunya kebijakan paket stimulus untuk menjaga daya beli,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, dilansir dari CNBC Indonesia, Selasa (5/8/2025).

Ia menjelaskan stimulus tersebut meliputi penebalan bantuan sosial, subsidi upah, diskon transportasi, hingga diskon iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK).

BPS mencatat, meski ada stimulus, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,97% secara tahunan.

“Tapi konsumsi rumah tangga terus tumbuh meningkat,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal memproyeksikan pertumbuhan hanya mencapai 4,7%-4,8%.

“Proyeksi kami memang di bawah pertumbuhan kuartal I, di kisaran 4,7-4,8%,” ujarnya.

Ia menyebut daya beli masyarakat melemah sehingga konsumsi rumah tangga tidak bisa tumbuh optimal.

“Penyebab perlambatannya itu memang di konsumsi rumah tangga, di kisaran 4,75-4,85%,” katanya.

Faisal menilai kontribusi ekspor juga menurun karena menyusutnya surplus neraca perdagangan pada kuartal II-2025.

“Belanja pemerintah juga diperkirakan masih negatif, ini juga berpengaruh terhadap perlambatan,” tambahnya.

Ia menyebut hanya sektor investasi yang mengalami pertumbuhan di atas 3% dibanding kuartal I yang hanya 2%.

Walau pemerintah menggelontorkan banyak stimulus, Faisal menganggap faktor musiman tetap menjadi kendala pertumbuhan.

“Jadi overall tetap lebih lambat dari Q1 walaupun ada stimulus paket kebijakan pemerintah,” tegasnya.

Senada, Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira juga memprediksi pertumbuhan hanya berkisar 4,5%-4,7% secara tahunan. (am)