Strategi Intelijen Israel dalam Mengetahui Lokasi Hassan Nasrallah dan Melaksanakan Pembunuhan

mediasurya

Mediasurya – Keberhasilan Israel dalam membunuh Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, sangat bergantung pada kerja intelijen yang canggih, meskipun terdapat tantangan dari sistem komunikasi tradisional yang digunakan Hizbullah. Laporan dari New York Times mengungkap bahwa Unit 8200, yang merupakan bagian dari intelijen militer Israel, memainkan peran kunci dalam operasi ini dengan memata-matai komunikasi dan memantau pergerakan anggota Hizbullah melalui satelit dan pesawat nirawak.

Nasrallah dikenal tidak menggunakan telepon pintar atau telepon kabel, melainkan memilih sistem komunikasi yang lebih tertutup. Hal ini menyulitkan intelijen Israel untuk melacaknya. Brigadir Jenderal Munir Shehadeh, mantan koordinator pemerintah Lebanon untuk Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL), mencatat bahwa Hizbullah menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dengan teknologi pengintaian Israel yang lebih maju.

Perang sipil di Suriah sejak 2012 memberikan peluang bagi intelijen Israel untuk mengumpulkan informasi berharga tentang Hizbullah. Anggota Hizbullah mulai menggunakan alat komunikasi yang lebih modern, yang dapat dipantau oleh Israel. Informasi mengenai pemakaman pejuang Hizbullah dan publikasi lainnya turut membantu intelijen dalam memetakan profil dan pergerakan pemimpin mereka.

Dengan memanfaatkan teknologi canggih, Israel berhasil mengidentifikasi dan melacak pergerakan Nasrallah. Mereka memanfaatkan berbagai sumber informasi, termasuk perangkat yang telah diretas dan kamera keamanan. Pada Jumat malam, 27 September 2024, Israel melancarkan serangan udara dengan bom berkekuatan tinggi di markas Hizbullah di kawasan Dahieh, Beirut selatan, yang mengakibatkan tewasnya Nasrallah dan sejumlah pemimpin Hizbullah yang hadir.

Berdasarkan analisis, keberhasilan operasi ini juga tidak lepas dari dukungan intelijen dari negara-negara Barat, meskipun AS membantah terlibat langsung dalam pembunuhan tersebut. Sumber lain menyebutkan bahwa seorang mata-mata Iran memberikan informasi tentang keberadaan Nasrallah sebelum serangan berlangsung.