MEDIASURYA, Beirut – Seorang tentara Israel dilaporkan tewas di dekat pos Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) saat mencoba masuk ke wilayah Lebanon.
Kelompok Hizbullah mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang juga melukai sejumlah prajurit dari pasukan penjajah Israel (IDF).
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah menegaskan bahwa mereka menyerang dan melukai tentara Israel yang melintasi perbatasan Lebanon di dekat pos pasukan PBB di kawasan hutan al-Labouneh, perbatasan barat Lebanon.
Serangan tersebut memaksa pasukan Israel untuk mundur ke garis perbatasan.
Hingga saat ini, klaim dari Hizbullah belum diakui oleh pihak Israel.
Israel baru-baru ini mengerahkan Divisi Keempatnya ke perbatasan utara sebagai bagian dari “Operasi Panah Utara,” yang dimulai dengan kampanye udara intensif sejak 23 September dan berkembang menjadi serangan darat.
Serangan dari Hizbullah terjadi tak lama setelah Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan bahwa kelompok tersebut siap untuk menghadapi setiap serangan Israel ke Lebanon Selatan.
Pihak Israel sebelumnya meminta agar pasukan PBB di Lebanon mundur sejauh lima kilometer ke belakang perbatasan.
Namun, komando pusat UNIFIL menolak permintaan tersebut dan tetap pada posisinya.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, pada Kamis (3/10/2024), menyatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian UNIFIL akan melanjutkan misinya di Lebanon.
“Pasukan UNIFIL merasa berkewajiban untuk melanjutkan mandat yang diberikan oleh Dewan Keamanan PBB, bahkan dalam kondisi sulit saat ini,” ujar Lacroix dalam konferensi pers di New York.
Menurut Lacroix, saat ini terdapat lebih dari 10.000 pasukan penjaga perdamaian di Lebanon.
Meski menghadapi tantangan besar, UNIFIL akan tetap menjalankan misi utamanya, yakni melindungi warga sipil di wilayah selatan Lebanon.
Dia juga menegaskan bahwa UNIFIL telah mempersiapkan sejumlah rencana darurat untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
Sementara itu, Indonesia melalui Tentara Nasional Indonesia (TNI) menegaskan tidak akan menarik pasukannya yang tergabung dalam Kontingen Garuda dari Lebanon, kecuali ada perintah langsung dari PBB.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Hariyanto, menyatakan bahwa sekitar seribu prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL masih bertugas di wilayah Lebanon.
TNI akan tetap melanjutkan tugasnya sesuai mandat PBB dan hanya akan dievakuasi berdasarkan perintah dari Force Commander UNIFIL.
“Kami tetap menjalankan tugas sebagai bagian dari misi perdamaian di bawah bendera PBB. Perintah evakuasi hanya akan dilakukan jika ada arahan dari Force Commander UNIFIL,” kata Hariyanto.
Situasi di Lebanon Selatan terus memanas seiring dengan konflik antara pasukan Israel dan Hizbullah, khususnya di sekitar Zona Biru, tempat pasukan penjaga perdamaian PBB ditempatkan, termasuk Kontingen Garuda dari TNI.