MediaSurya – Seorang mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) berinisial DA (22) asal Temanggung, Jawa Tengah, diduga mengakhiri hidupnya dengan cara melompat ke Sungai Bengawan Solo, Selasa (1/7).
Korban diketahui merupakan mahasiswi Program Studi K3 angkatan 2021, dilansir dari grid.id, Rabu (2/7).
“Identitas korban sudah diketahui. Informasi yang diterima dari UNS,” ujar Haryana, Koordinator Lapangan BPBD Surakarta.
DA diketahui meninggalkan sepeda motor dan surat wasiat yang ditulis di buku catatan kecil.
Salah satu pengemudi ojek online menjadi saksi mata saat korban hendak melompat dari Jembatan Jurug.
“Saya pas bawa customer dari Palur. Di tengah jembatan, lima meter di depan saya, ada perempuan sudah berdiri di tuas jembatan mau ancang-ancang lompat,” katanya.
Ia mengaku sempat berteriak agar korban membatalkan niatnya, namun tidak berhasil.
“Saya teriakin ‘Mbak’, tapi sudah tidak bisa, sudah terjun. Setelah saya hentikan motor, costumer juga turun. Saya tengok (korban) sudah tidak ada,” tambahnya.
BPBD menyatakan kuat dugaan korban melakukan bunuh diri karena depresi dan gangguan kejiwaan yang sudah dalam pemantauan psikiater.
“Kuat dugaan bunuh diri. Di lokasi ditemukan motor dan catatan harian,” ujarnya.
Dalam surat wasiat, korban menyampaikan permintaan maaf kepada ibunya dan dosen pembimbing skripsi, Dr. Sumardiyono, S.KM., M.Kes.
“Aku pergi ya, jangan salahkan keluarga atau tempat instansi aku kuliah. Aku hanya bermasalah dengan diriku sendiri,” tulis DA dalam surat yang ditemukan.
DA juga mengungkapkan rasa lelah dan ketidakmampuannya menghadapi tekanan hidup dan emosinya sendiri.
“Terkadang, aku bukan diriku. Aku capek,” katanya.
“Maaf untuk Bapak Dr. Sumardiyono karena telah menghianati dan berjanji untuk bertahan. Aku capek, Bu. Maaf aku tak sekuat ibu,” tambahnya.
Dosen yang disebut dalam surat tersebut diketahui merupakan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Sekolah Vokasi UNS sekaligus pembimbing skripsi DA.
Juru Bicara UNS, Prof. Dr. Agus Riwanto menyampaikan bahwa pihak kampus sudah berupaya mendampingi DA secara akademik dan psikologis.
“Mahasiswi tersebut memberikan respon penolakan dengan alasan tidak ingin dikasihani,” ujarnya.
Sebelumnya, Dr. Sumardiyono juga telah menyampaikan surat kepada keluarga untuk mengizinkan DA mengambil cuti kuliah selama tiga bulan.
Pakar Psikologi UNS, Dr. Farida Hidayati menjelaskan bahwa ketidakmampuan dalam meregulasi emosi bisa menjadi salah satu penyebab tindakan bunuh diri.
“Memang salah satu penyebab adalah ketidakmampuan melakukan regulasi emosi. Sebenarnya banyak peran dari lingkungan,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, pencarian terhadap DA masih terus dilakukan oleh tim relawan dan BPBD Kabupaten Karanganyar. (am)