Mediasurya.com – Selebgram Fuji An kini tengah sibuk dengan proses hukum terhadap mantan manajernya, Batara Ageng, atas dugaan penggelapan dana. Kasus ini menguatkan ucapan ayah Fuji, Haji Faisal, yang sejak awal telah merasakan firasat buruk terhadap Batara Ageng.
Batara Ageng diduga telah menilap bayaran kerja Fuji sebesar Rp1,3 miliar dan kini mendekam di tahanan. Ia akan menjalani persidangan untuk membuktikan dakwaan tersebut. Sebelum kasus ini mencuat, Haji Faisal ternyata sudah memperingatkan putrinya mengenai gelagat tak baik Batara Ageng.
Haji Faisal bercerita tentang pertemuan pertama dengan Batara Ageng yang meninggalkan kesan negatif. “Jadi dia masuk rumah Fuji terus langsung saja naik ke atas tanpa permisi. Saya tanya ke anak saya, siapa dia? Ternyata dia teman Fadli yang ingin jadi manajer Uti,” kata Haji Faisal dalam acara Rumpi No Secret pada Senin, 15 Juli 2024.
Sebagai ayah, Haji Faisal langsung merasa ada yang tidak beres dan menyampaikan firasatnya kepada Fuji. Namun, Fuji yang masih muda saat itu membela Batara Ageng dan percaya ia bisa menjadi manajer yang baik.
Kecurigaan Faisal semakin kuat seiring waktu, terutama karena Batara sering menghindar ketika Faisal datang berkunjung. Dewi Zuhriati, ibunda Fuji, juga merasakan kejanggalan yang sama dan mencoba membicarakannya dengan Fuji, namun putrinya tetap membela Batara.
“Setelah berjalan waktu, saya tidak ada kesempatan untuk bertemu dia. Kalau saya datang, dia tidak lama di rumah, itu membuat saya semakin curiga,” kata Faisal.
Faisal akhirnya mendesak Fuji untuk membuat surat perjanjian kontrak kerja secara sah di atas materai. “Saya suruh dia bikin surat perjanjian,” tutur Haji Faisal. Akhirnya, Batara Ageng ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti menggelapkan uang Fuji sebesar Rp1,3 miliar dan ditahan di Polres Jakarta Barat sejak 29 Juni 2024.
Tak hanya Batara Ageng, Fuji juga disebut akan melaporkan rekan kerjanya yang lain atas dugaan aksi serupa. Ayah Fuji, Haji Faisal, mengungkapkan bahwa putrinya kemungkinan akan melaporkan seseorang dalam waktu dekat karena sudah ada bukti kecurangan yang dilakukan.
“Sudah ada bukti lagi, jumlahnya juga tidak sedikit. Kami sudah melayangkan somasi, tapi belum ada tanggapan. Kalau dia tidak menyelesaikan persoalannya, hukum akan berbicara,” jelas Faisal.
Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan dalam memilih rekan kerja dan pentingnya mendengarkan nasihat dari orang terdekat. Dengan proses hukum yang sedang berlangsung, Fuji berharap keadilan dapat ditegakkan dan kasus serupa tidak terjadi lagi di masa depan.