Nasional

Viral Hina Penjual Es Teh, Gus Miftah Pilih Mundur dari Jabatan Utusan Khusus Presiden

Akhmad Madani
103
×

Viral Hina Penjual Es Teh, Gus Miftah Pilih Mundur dari Jabatan Utusan Khusus Presiden

Sebarkan artikel ini

Mediasurya – Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman secara resmi mengundurkan diri dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

Pengumuman ini disampaikan langsung olehnya dalam konferensi pers di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, Jumat (6/12).

Keputusan ini diambil Gus Miftah setelah dirinya menjadi sorotan publik karena video viral yang menampilkan dirinya menghina seorang penjual es teh.

Dalam pernyataannya, Gus Miftah menegaskan bahwa keputusan mundur ini bukan karena tekanan pihak mana pun, termasuk dari Presiden Prabowo Subianto.

“Saya memutuskan mundur karena rasa cinta dan hormat kepada Bapak Presiden serta tanggung jawab kepada masyarakat,” ujar Gus Miftah dengan suara bergetar.

Ia menekankan bahwa pengunduran diri ini bukanlah akhir dari pengabdiannya, melainkan awal untuk memberikan kontribusi lebih luas bagi bangsa dan negara.

Gus Miftah juga mengingatkan bahwa jabatan hanyalah titipan sementara dan pengabdian sejati tidak terbatas pada posisi atau kedudukan tertentu.

“Sebagai pendakwah, saya akan terus berdakwah dengan pemilihan diksi dan kalimat yang lebih santun,” tambahnya.

Meski telah menjabat selama 1,5 bulan, Gus Miftah mengaku belum menerima gaji maupun menggunakan fasilitas negara, termasuk rumah dinas.

Ia juga menegaskan bahwa barang-barang mewah yang dikenakannya merupakan milik pribadi yang telah lama dimiliki.

Istana melalui Kantor Komunikasi Kepresidenan menghormati keputusan pengunduran diri Gus Miftah.

“Itu hak beliau, dan kami menghormatinya,” ujar Hasan Nasbi, juru bicara Istana.

Namun, belum ada informasi lebih lanjut mengenai siapa yang akan menggantikan posisi tersebut.

Di sisi lain, anggota DPR RI Maman Imanulhaq dari Fraksi PKB meminta Kementerian Agama segera mengatur sertifikasi bagi juru dakwah.

Menurutnya, sertifikasi ini penting agar materi dakwah tetap sesuai dengan nilai-nilai agama dan tidak melanggar etika publik.

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyebut peristiwa ini sebagai pelajaran penting bagi semua pejabat.

Ia juga mengapresiasi langkah Gus Miftah yang memilih mundur demi menjaga kepentingan yang lebih besar.

“Kita harus lebih hati-hati dalam bertindak, baik saat menjalankan tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari,” tegas Dasco. (am)