Jakarta, MEDIASURYA.COM – Yasonna H. Laoly, mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), mengungkapkan bahwa dirinya sudah merencanakan mundur dari jabatannya sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan reshuffle kabinet. Yasonna berbicara tentang pertemuannya dengan Presiden Jokowi sehari sebelum pengumuman reshuffle, yang berlangsung sekitar satu jam setelah waktu magrib.
Dalam pertemuan tersebut, Yasonna mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Presiden Jokowi atas kepercayaan yang diberikan selama hampir 10 tahun menjabat sebagai Menkumham. “Saya bertemu Presiden RI Joko Widodo. Beliau memanggil saya dan saya sampaikan, baru beliau pulang dari IKN,” kata Yasonna. Ia menjelaskan bahwa pertemuan tersebut berlangsung santai dengan beberapa candaan di antara mereka.
Yasonna menambahkan bahwa Jokowi tidak memberikan penjelasan khusus mengenai alasan reshuffle, dan Yasonna menyadari bahwa perombakan kabinet adalah hak prerogatif presiden. “Saya juga enggak mau [tahu]. Ini jabatan, amanah. Dan soal reshuffle, mengganti itu sepenuhnya kewenangan, itu hak prerogatif Presiden,” tuturnya.
Menjelang pelantikan Menkumham baru pada Senin ini, Yasonna mengaku sudah mempersiapkan diri dan mengemasi barang-barangnya. “Memang kami sudah menangkap sense (firasat, red.) itu dan saya sudah tahu. Saya katakan [saya] lebih dari siap,” ujarnya.
Yasonna menyebut bahwa keputusan untuk mundur bukanlah sesuatu yang mendadak. Ia telah merencanakan untuk mengundurkan diri pada pertengahan September 2024 untuk memulai tugas barunya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2024-2029. Ia akan dilantik pada 1 Oktober. “So (jadi), sudah sangat siap lahir batin,” ucapnya.
Upacara Hari Pengayoman pada Senin pagi merupakan upacara terakhir Yasonna sebagai Menkumham, yang kemudian digantikan oleh Supratman Andi Agtas, Ketua Badan Legislasi DPR RI. Dalam pidato perpisahannya, Yasonna menegaskan komitmennya untuk melanjutkan tugas di DPR dan merasa bahwa tugasnya di Kemenkumham telah dilaksanakan dengan baik.