Barito Selatan

Ranu Mareh Mabuan: Dari Pelosok Kalimantan ke Panggung Dunia

Akhmad Madani
×

Ranu Mareh Mabuan: Dari Pelosok Kalimantan ke Panggung Dunia

Sebarkan artikel ini
Penari Sanggar Ranu Mareh Mabuan tampil dalam kostum adat Dayak di pembukaan Rakornis Dispora Kalteng 2025 di Barito Selatan.
Penampilan memukau Sanggar Tari dan Budaya Ranu Mareh Mabuan saat membuka Rakornis Dinas Pemuda dan Olahraga se-Kalimantan Tengah 2025 di Aula DPUPR Barito Selatan. (foto: MediaSurya/akhmad madani)

BUNTOK (MediaSurya) – Penampilan Sanggar Tari dan Budaya Ranu Mareh Mabuan dalam pembukaan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Dinas Pemuda dan Olahraga se-Kalimantan Tengah (Kalteng) 2025 di Buntok bukan sekadar penghias acara. Mereka tampil membawa semangat dan kebanggaan daerah, usai meraih gelar Juara Dunia dalam ajang bergengsi World Championship of Folklore XIV di Bulgaria. Momen ini sekaligus menjadi bukti bahwa budaya lokal tak hanya layak ditampilkan di tingkat nasional, tapi juga mampu bersinar di panggung internasional.

Prestasi di Panggung Dunia

Ajang World Championship of Folklore XIV digelar pada 28 Agustus hingga 1 September 2024 di Nessebar, Sunny Beach, dan St. Vlas, Bulgaria. Acara ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara dan benua, seperti Armenia, Italia, Korea Selatan, Kanada, hingga Indonesia. Sanggar Tari dan Budaya Ranu Mareh Mabuan bersama Tim Seni Budaya Pemerintah Kabupaten Barito Selatan hadir sebagai wakil dari Indonesia.

Pada penampilan perdana yang berlangsung 30 Agustus 2024, tim ini langsung mencuri perhatian dengan meraih medali emas dan masuk nominasi Grand Prix. Malam puncak pada 31 Agustus mencatat sejarah: mereka dinobatkan sebagai “Absolute World Champion of Folklore for 2024” oleh dewan juri internasional. Gelar itu dilengkapi piala, medali, sertifikat penghargaan, serta hadiah uang tunai sebesar 1.000 Euro.

Menurut laporan Antara News, tim ini membawakan beragam tarian khas Dayak Barito Selatan seperti Wadian Dadas, Wadian Bawo, Wurung Tiung, Wurung Juwe, Gunung Perak, Bulat, hingga Apai Lawai Dayak Ma’anyan.

Tim seni budaya Barito Selatan saat tampil di World Championship of Folklore XIV di Bulgaria. ANTARA/HO-Disporaparbud Barsel

Komitmen terhadap Budaya

Keberhasilan ini tentu bukan hasil instan. Tiga bulan sebelum keberangkatan, para penari menjalani latihan intensif, menyusun koreografi, dan mendalami nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap gerakan tarian. Sanggar ini dipimpin oleh Rustamaji atau yang akrab disapa Kutus, sosok yang dikenal konsisten mengembangkan seni tradisional Dayak.

PRESTASI DUNIA: Kontingen dari Kabupaten Barsel ketika meraih prestasi dalam World Championship of Folklore XIV di Nessabar, Bulgaria.

Dalam wawancaranya bersama Kalteng Pos, Kutus menyampaikan harapannya agar masyarakat internasional bisa lebih mengenal dan mencintai adat istiadat serta tarian rakyat Indonesia, khususnya dari Dayak Barito Selatan.

Prestasi ini sekaligus menjadi peningkatan dari pencapaian tahun sebelumnya, di mana mereka menjadi runner-up pada kompetisi serupa yang digelar di India tahun 2023.

Dukungan Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Barito Selatan memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan ini. Penjabat Bupati Barsel, Deddy Winarwan, menyampaikan rasa bangganya. Bahkan, sang istri, Erna Ardiani, turut mendampingi tim ke Bulgaria sebagai bentuk dukungan penuh terhadap pelestarian budaya daerah.

“Ini bukan sekadar prestasi, tapi bukti nyata kekuatan budaya lokal yang mampu menembus batas negara,” ujar Deddy dalam pernyataan resminya yang dikutip dari Antara News.

Menyemarakkan Rakornis Dispora Kalteng

Prestasi yang diraih Ranu Mareh Mabuan menjadi pembuka yang sangat relevan dalam Rakornis Dispora se-Kalteng 2025. Kegiatan ini mengangkat isu strategis mengenai sinergi antar daerah dalam pembinaan pemuda serta peningkatan prestasi olahraga.

Kepala Disporaparbud Barsel, Manat Simanjuntak, mengungkapkan bahwa penunjukan Barsel sebagai tuan rumah Rakornis merupakan hasil proses panjang yang didukung banyak pihak. Ia juga menyampaikan bahwa forum ini menjadi ajang penting untuk memperkenalkan potensi budaya, wisata, dan ekonomi kreatif daerah.

“Kami manfaatkan momentum Rakornis ini untuk memperkenalkan kekayaan lokal, termasuk susur sungai ke Sanggu dan Malawen sebagai bagian dari promosi wisata budaya,” ujarnya dikutip dari MediaSurya.

Inspirasi Bagi Generasi Muda

Wakil Bupati Barsel, Khristianto Yudha, dalam sambutannya menyebutkan bahwa Rakornis bukan hanya agenda rutin tahunan, tapi juga ruang untuk mengembangkan inovasi dan program berkelanjutan dalam pembinaan pemuda. Ia menyoroti pentingnya akses yang setara bagi pemuda, baik di desa maupun kota.

“Kita sedang merancang pendirian sekolah atlet agar potensi pemuda di pedesaan juga bisa berkembang dan bersaing,” jelasnya dikutip dari MediaSurya.

Menjaga dan Mengangkat Martabat Budaya

Apa yang diraih Sanggar Ranu Mareh Mabuan menjadi bukti bahwa budaya bukan sekadar warisan, melainkan kekuatan dinamis yang mampu menjadi simbol diplomasi sekaligus kebanggaan nasional. Dari sudut Kalimantan, mereka menunjukkan bahwa identitas lokal bisa menjadi wajah bangsa di kancah global.

Dengan dukungan yang terus mengalir dari pemerintah, masyarakat, dan para pelaku budaya, prestasi ini diharapkan bukan menjadi akhir, tetapi awal dari pengakuan dunia terhadap kekayaan budaya Indonesia—bermula dari tanah Barito Selatan. (am)